Minggu, 28 Oktober 2012

TERTATIH

diposkan oleh tyascil di 13.47 0 komentar
Aku sendiri dalam kesakitan ini. Entah sanggup atau tidak, pasti akan ku jalani. Ini hidupku, ini semua rencana Allah. Mungkin Allah akan memberikan keindahan yang benar-benar indah pada waktunya nanti. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kalaupun Allah memberikan kesempatan untuk aku mengatur hidupku sendiri, mungkin aku tidak akan pernah mengerti arti kehidupan.
Tengah malam entah ada angin apa Iqbal menelfonku dan berbincang-bincang denganku.
"Eh, Wanda sms buat lo nih."
"Apaan?"
"Pi...."
"Gak ah, itu buat lo!"
"Dengerin dulu nih. *Pi, kok sibuk? Yaudah buat yang lagi telfonan keep spirit buat job-nya.* Nahloh ketauan lu."
"Hah? Kok gue? Kan lo yang nelfon."
"Gue yang nelfon? Pulsa gue? Yaudah ah matiin-matiin. Assalamualaikum."
Dengan sopannya Iqbal menutup telfon tanpa ia tau perasaanku. Aku hanya dapat senyum sambil menangis mendapat perlakuan seperti itu. Kalau aku ingin marah-marah, siapa aku. Apa hakku marah-marah kepadanya. Setelah itu Iqbal menelfon Wanda kemudian Iqbal memberitahuku agar tidak menghubunginya dulu selama seminggu.
Keesokkan harinya aku lupa, aku menelfon ke nomer Iqbal dan ternyata Wanda yang membawa nomer Iqbal. Akhirnya keributan antara kami bertiga pun terjadi. Wanda marah kepada Iqbal, Iqbal marah kepadaku. Sampai iqbal melarangku menghubunginya lagi.
5 hari berjalan dengan tidak lancar, setiap hari aku selalu marah-marah tidak jelas. Aku hanya butuh sapaan Iqbal. Malam itu tepat sekali teman Wanda mengupdate status dan menyinggung masalah yang sedang aku hadapi. Dikesempatan itu lah aku memulai semuanya. Aku menceritakan semuanya kepada teman Wanda, membenarkan semuanya karena aku dianggap perusak hubungan orang.
Iqbal: Mau lo apa sih, Tan? Lo mau temenan sama gue apa mau bikin masalah makin runyam sih?
Tania: Gue mau temenan! Gue cuma gasuka kalo dibilang ngerusak hubungan orang karna gue emang gapernah ngelakuin itu."
Iqbal: Terus lo kenapa begitu? Kalo lo ngikutin apa kata gue pasti gabakal dibilang apa-apa sama orang. Lo itu ga ceroboh tapi lo sengaja kan?
Tania: Dulu kan gue pernah nyuruh lo bilang ke Wanda biar dia minta maaf sama gue tapi lo doang yang ngewakilin, akhirnya gue nyuruh temen dia biar bilangin ke Wanda tapi emang kayaknya dia gamau. Yaudah gue pikir, biarin aja deh daripada ngga ikhlas.
Iqbal: Yaudah terserah lo! Jangan pernah contact gue lagi! Gue siap lo bunuh secara perlahan!
Tania: Mungkin orang mikir lain tapi maksud gue cuma begitu.
Iqbal: KALO LO MASIH NURUTIN EGO LO, GA AKAN BERJALAN SEMUA KEINGINAN LO!
Tania: Jadi gue salah?
Iqbal: SEBENERNYA LO GA SALAH TAPI KARNA EGO LO, KESALAHAN SEMUA MEMUNCAK DI LO!
Tania: Terus gue harus diem aja?
Iqbal: Ya lo berfikir aja apa yang bakal ngerusak keinginan lo, ya lo hindarin. Lo masih butuh gue gak?
Tania: Yaudah gue bakal nyimpen sakit hati gue sendirian. Iya gue butuh, butuh banget:(
Iqbal: Paling engga o berfikir untuk kebutuhan lo dulu jangan sampe yang lo butuhin malah ngejauhin lo.
Tania: Oke gue ngerti. Gue bodoh banget sih, selalu nyusahin lo.
Iqbal: Serah lo sekarang mau gimana. Oke, lo menang. Gue ngaku kalah, silahkan kalo lo mau hancurin hidup gue.
Tania: Engga, gue gamau ngancurin lo. Gue sayang sama lo, gabakal gue tega.
Iqbal: Tapi gue mohon, kalo pun gue harus sujud di kaki lo bakal gue lakuin asal jangan sakitin orang lain. Lo cerita apa aja ke temennya Wanda?
Tania: Gue cuma cerita dari awal kita jadian sampe waktu kita putus pertama. Terserah deh sekarang lo mau bilang apa ke Wanda, ngomongin apa tentang gue, ngejelek-jelekin gue. Bebas!
Iqbal: Plis gue butuh waktu, gue ngedrop banget!
Seiring berjalannya waktu, emosi kami mereda dan kami kembali berteman seperti biasa. Aku tetap menyimpan sakit hatiku. Iqbal tidak akan pernah tau bagaimana rasa sakit yang kurasa. Mungkin dia akan merasakannya juga kalau karma datang padanya. Aku masih tetap dapat berkomunikasi dengan Iqbal secara diam-diam. Entah apa yang akan terjadi kalau kejadian itu terulang kembali.
Read More...

Rabu, 03 Oktober 2012

Long Distance RelationSHIT!

diposkan oleh tyascil di 09.03 0 komentar
Kubuka jendela kamarku perlahan agar cahaya masuk ke dalam ruangan pengap ini yang selalu ku abaikan karena kesibukanku sebagai seorang mahasiswi baru. Aku selalu bertanya-tanya "hari ini dapet temen baru lagi nggak ya?" In fact, I always get a new friend every day:)
Aku memiliki beberapa teman berbeda jurusan tetapi seangkatan. Dan yang terdekat adalah Diar. Aku dan Diar sangatlah dekat, semua cerita yang kumiliki saat aku SMA pun diketahui oleh Diar, sampai-sampai ia pun tau kalau aku masih stuck di satu manusia bernama Ray. Walau aku sudah mencoba untuk dekat dengan beberapa laki-laki, semuanya tidak bisa membuatku membelokkan pikiran.
Akhirnya ku bulatkan tekad untuk benar-benar moving on. Aku meminta Diar untuk mencomblang-kan aku dengan temannya, Iqbal. Awalnya memang aku tidak menaruh rasa pada Iqbal. Hanya butuh waktu 5 hari untuk pen-de-ka-tan. Dan setelah itu kami resmi pacaran. Diam-diam saat itu aku memang belum menaruh rasa sedikitpun. Kupikir rasa itu akan muncul dengan sendirinya seiring waktu. Dan kami belum pernah bertemu sebelumnya karena jarak yang tidak dekat.
Ini pertama kalinya aku punya pacar. Ya aku tau mungkin aku terlambat, tetapi aku sudah mencoba untuk langsung serius. Sewaktu SMP dan SMA aku memang memutuskan untuk 'single'.
Seminggu setelah aku dan Iqbal resmi pacaran, aku mulai sayang padanya. Aku adalah tipe orang yang kalau sudah sayang, akan sangat sayang pada orang itu. 17 hari setelah kami mengikat janji, Iqbal memutuskan aku dengan alasan bahwa ada seorang perempuan yang menyukainya dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Hatiku sudah hancur saat itu. Berat rasanya untuk pergi dari sisinya. Beberapa hari kemudian ia kembali padaku. Ia datang dari Cikampek ke Jakarta hanya untukku. Kami bertemu di rumah Diar untuk pertama kalinya. Rasanya sedikit canggung, bertemu seseorang untuk pertama kalinya tetapi kami sudah mempunyai janji.
"Hey, siapa ya? Main masuk-masuk rumah orang," candaku.
Iqbal hanya tersenyum dan mendekatiku. Aku pun menyalaminya. Disitu aku sudah tidak sabar ingin mendengarkan cerita-ceritanya mengenai perempuan itu. Ia menceritakan semuanya dan entah aku harus percaya atau tidak. Setelah semua ceritanya selesai, Iqbal mengantarku pulang ke rumah. Dua hari berikutnya, kami bertemu lagi dan ia menjemputku di sebuah tempat. Setelah itu aku langsung ke rumah temanku yang bernama Yasmin.
Iqbal membuatkanku tattoo dengan henna di punggungku. Ia sempat membuatku malu karena dia bilang dia ingin menghipnotisku tapi ternyata aku hanya di'kerjain'. Ah sial! Setelah Ashar, Iqbal mengantarkanku pulang dan mampir sebentar. Sampai saatnya pulang, sepertinya ia belum mau meninggalkanku. Karena itu artinya kami akan jarang bertemu lagi.
***
Setiap malam, Iqbal menemaniku lewat telfon. Beginilah nasib dua insan yang LDR. Iqbal banyak mengjariku banyak hal, membuatku selalu tabah dalam menghadapi cobaan, dan hal-hal yang lainnya. Ia selalu menguatkan aku dalam segala hal.
Tiga bulan kami tidak pernah bertemu, dan memang aku sempat curiga. Sesibuk-sibuknya laki-laki, ia pasti berusaha untuk menemui pacarnya. Lain dengan Iqbal dan aku tidak tau apa yang terjadi dengannya, aku selalu berusaha untuk positive thinking dan percaya.
Sebelum aku mudik ke Solo, Iqbal datang ke rumahku dan itu membuatku senang. Sangat senang. Tapi ia hanya satu hari itu, sorenya pun ia kembali ke Cikampek.
Iqbal pernah berjanji padaku akan kembali lagi ke rumahku setelah lebaran dan belum sempat dia datang, terjadilah insiden besar yang membuat kami harus menyudahi semuanya di tanggal 1 September yang aku anggap September itu adalah bulan berduka. Tiga hari aku tidak makan, bukan menyiksa diri tapi memang sulit menelan makanan, dan tiga hari lagi aku berpuasa:"
Kami putus karena orang ketiga dan itu yang selalu aku curigai. Hatiku hancur sehancur-hancurnya. Aku tidak tau apa salahku sampai aku mendapat cobaan yang seperti ini. Aku ingin saat aku memiliki pacar, ia juga menjadi calon suamiku tapi kenapa semuanya harus seperti ini? Dan pada akhirnya Iqbal dan si selingkuhan itu tetap bersama tanpa memikirkan perasaanku. Ya, cinta itu harus egois. Beberapa minggu aku selalu marah-marah tidak jelas, sampai akhirnya aku mengajak Iqbal damai dan berteman. Pada akhirnya kami berteman.
Aku hanya ingin dapat mencurahkan semua masalah keluarga yang kumiliki kepada Iqbal. Tetapi entah kenapa Iqbal tidak pernah menanggapi semua cerita-ceritaku sampai aku sempat berfikir kalau ia tidak benar-benar ingin berteman denganku. Yasmin lah yang membantuku menyampaikan semua yang ingin ku sampaikan pada Iqbal. Dan setelah itu kami masih bisa terus berkomunikasi. Tetapi aku sedikit kesal saat Iqbal memutar waktu dan membuatku ingat masa yang lalu. I just wanna pour out my heart to you, I don't wanna expect you to be mine again!
bersambung ke https://diarybundanajla.blogspot.com/2012/10/tertatih.html
Read More...
 

Cerita Tyas Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea